Tausyiah Bersama Ustadz Ahmad Alhabsyi Dalam Acara Hut Sukakarya Ke X


DITENGAH mendungnya cuaca dan rintikan hujan tidak membuat semangat warga Sukakarya untuk mendatangi lapangan kantor Kecamatan. Bahkan, masyarakat rela duduk berdesak-desakan guna bisa mengikuti prosesi acara tersebut.

Antusias pertama warga terlihat sejak rombongan H.Hendra Gunawan tiba dilokasi untuk menyambut orang nomor satu di Bumi Lan Serasan Sekentenan tersebut. Satu persatu masyarakat berjabat tangan hingga ada diantaranya sesekali berfoto sebelum menuju panggung.
Puncaknya, setelah mengikuti proses jalannya acara ratusan warga kembali secara serentak berdiri sekaligus senang dan bercampur kagum saat ustad kondang Al Habsyi tiba dilokasi. Bahkan, untuk menuju panggung ustad harus dikawal panitia karena banyaknya warga terutama kalangan ibu-ibu ingin melihat dengan jarak dekat dan berjabat tangan bersama ustad yang selama ini hanya bisa disaksikan dilayar televisi.
Kemudian, dengan kompak masyarakat Sukakarya menyaksikan ceremah agama yang diselipkan untuk membuat warga ketawa, sedih bahkan adanya diantaranya harus meneteskan air mata. 
Kondisi tersebut terjadi, ketika ustad mengajak tiga orang anak menaiki panggung untuk membaca do’a ketika mau makan dan dua diantaranya dengan fasih dan lancar mengucapkannya. Sedangkan, untuk salah satu anak kelas IV SD dengan wajah yang sedikit tembem menangis tersedu-sedu sekaligus membuat ustad meneteskan air mata ketika saat meminta maaf dan mengungkapkan rasa sayangnya terhadap ibunya tersebut.
Pantauan koran ini, dilapangan dari ceramah agama yang disampaikan ustad Al Habsyi setidaknya ada beberapa hal yang bisa dijadikan pedoman untuk diimplentasikan dalam kehidupan sehari-hari. Mulai keyakinan terhadap Allah swt yang berarti apapun yang terjadi dimuka bumi semuanya sudah menjadi kehendak sang pencipta. 
Kemudian, ustad juga mengingatkan agar kita semua tidak takut mati karena segala mahkluk hidup dimuka bumi semuanya akan kembali kepadanya. Namun, kita harus kita takuti tidak ada bekal amal yang shaleh ketika dibawa mati.
Selanjutnya, masyarakat juga diingatkan agar mendidik anak masing-masing agar tidak keluar dari ketentuan agama serta durhaka terhadap orang tua. Termasuk mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai agama serta mengingatkan tidak ada sesuatu yang bisa dicapai dengan mudah tanpa adanya perjuangan.
Terakhir, dirinya mengajak masyarakat selagi hidup hendaknya tidak hanya menjadi ahli ibadah saja melainkan juga bisa menjadi ahli manfaat bagi orang banya. Sebab, jika hanya menjadi ahli ibadah tentu hanya ingin menyelamatkan dirinnya serta keluarganya sendiri dari api neraka tanpa memperdulikan orang lain. Akan tetapi, bilamana kita mampu menjadi ahli manfaat tentu bagaimana berjuang sekuat tenaga untuk mengajak saudara sesama muslim untuk tidak melakukan hal mudarot dan menuju kejalan yang benar diridhoi allah swt. (*)

Tidak ada komentar:

pesona sukakarya

[wisata dan budaya][stack]

Desa Ciptodadi II

[ciptodadi II][grids]

Kegiatan Pemerintah Kec Sukakarya

[profil][grids]

DESA SUGIH WARAS

[sugihwaras][grids]

Desa Bangun Rejo

[bangun rejo][stack]

SUKAKARYA CUP

[olahraga][grids]

Desa Ciptodadi

[ciptodadi][slideshow]

Desa Rantau Alih

[rantau alih][grids]

Kabar pasar

[kabar pasar][stack]

Berita Bola

[olahraga][btop]