Warga Dusun Dwi Dharma Desa Ciptodadi Kecamatan Sukakarya Adakan Ritual Upacara OGOH OGOH Menyambut Hari Raya Nyepi 1939

Ciptodadi -  Setiap tahunya ,sehari sebelum acara hari hari nyepi warga sukakarya khususnya dusun dwidharma desa ciptodadi mengadakan acara ritual OGO - OGOH tepatnya Hari senin  27 maret 2017 sekitar pukul 17:00 WIB. Tentunya ini merupakan acara yang sangat sakral dan di sangat di nantikan oleh warga Hindu Khusus dusun dwi dharma desa ciptodadi Kecamatan SUKAKARYA .Seperti yang di ungkapkan salah satu warga I MADE GIRI selaku panitia acara tersebut Beliau menyampaikan bahwasannya Acara ini Ogoh-ogoh merupakan cerminan sifat-sifat negatif pada diri manusia: adharma svarupa; sehingga pengarakannya berbagai lokasi di sekitar Dusun Dwi Dharma  desa Ciptodadi , yang melewati jalan-jalan utama sehingga tampak oleh semua warga dusun dwi Dharma yang memiliki suatu makna tersendiri. Kehidupan selalu memiliki elemen yang positif maupun negatif, hal ini selalu ada di dalam diri manusia, dan jika kita bijaksana untuk bersedia melihatnya, kita tidak akan menyangkalnya. Ogoh-ogoh yang dibangun bersama secara swadaya oleh masyarakat Dwi Dharma, secara implisit, memberikan ide bagi kita semua untuk bersedia melihat sifat-sifat negatif dalam diri kita, dan menjadi terbuka akannya, bahwa hal itu bukanlah hal yang harus ditakuti, namun untuk kita lihat dan amati bersama, sehingga kita dapat memahaminya. Tradisi ini mengingatkan masyarakat Bali khususnya.
Selain itu ogoh-ogoh diarak keliling desa bertujuan agar setan-setan yang ada di sekitar desa agar ikut bersama ogoh-ogoh, Karen setan setan tersebut menganggap bahwa ogo-ogoh tersebut merupakan rumaah merak dan kemudian ikut di bakar.minum minuman keras tradisional khas bali yang di namai arak subelum mengarak ogoh-ogoh dengan cara diangkat.mabuk karena minum arak di bali bukan sesuatu yang dilarang malah itu adalah hal yang dianjurkan oleh agama mereka,sebagqaimana kita tahu masyrakat bali yang mayoritas beragama hindu memiliki banyak sekali Dewa,begitu pula prilaku yang jahat mereka memiliki dewa untuk hal tersebut, yaitu Dewa atau Batara Kala.

Sebenarnya hal ini dapat memberikan sedikit gambaran mengenai kepercayaan yang diyakini oleh orang bali, yaitu hal-hal yang terjadi di dunia ini selalu berpasangan, sebagai contoh ada orang baik dan ada juga orang jahat, ada kematian tapi ada juga bayi yang baru lahir, atau pemahaman lebih sederhananya yaitu ada warna hitam ada juga warna putih, jadi apapun yang terjadi dalam kehidupan manusia selalu berjalan dengan seimbang, jadi ritual meminum arak bagi orang yang mengarak ogoh-ogoh di anggap sebagai perwakilan dari sifat buruk yang ada di dalam diri manusia.

Bahwa beban dari berat yang mereka gendong adalah sebuah sifat negatif, seperti cerminan sifat-sifat raksasa, ketika manusia menyadari hal ini, mereka tidak akan menahan elemen-elemen ini sendirinya, dan membiarkan elemen ini menjadi tiada seperti abu dan debu yang tertiup angin. Sehingga biasanya, secara tradisional, di akhir pengarakan ogoh-ogoh, masyarakat akan membakar figur raksasa ini, boleh jadi dikatakan membakar (membiarkan terbakar habis) sifat-sifat yang seperti si raksasa.Ketika semua beban akan sifat-sifat negatif yang selama ini mengambil (memboroskan) begitu banyak energi kehidupan seseorang, maka seseorang akan siap memulai sebuah saat yang baru, ketika segalanya menjadi hening, masyarakat diajak untuk siap memasuki dan memaknai Nyepi dengan sebuah daya hidup yang sepenuhnya baru dan berharap menemukan makna kehidupan yang sesungguhnya bagi dirinya dan segenap semesta.

Berikut Acara Acara OGOH-OGOH






Selain itu juga Acara Ritual ini mendapat respon positip bagi masyarakat sukakarya .Selain sebagai upacara ritual umat Hindu akan tetapi ini sebagai bentuk mempererat silahturahmi antar berumat beragama dan sekaligus kebanggaan masyarakat sukakarya yang memiliki berbagai keaneka ragaman kultur dan budaya sehingga masyarakat sukakarya merasa terhibur akan acara sperti ini..Terlihat antusias warga sukakarya berbondong bondong untuk menyaksikan Acara ARAK ARAKAN tersebut . Tidak bisa di pungkiri bahwasanya warga sukakarya tetap bisa menjaga dan mempererat silahturahmi antar umat beragama khususnya warga dwidharma.Semoga acara ini bisa menyatuh rasa persatuan bangsa Indonesia 

SELAMAT HARI RAYA NYEPI 1939 

Tidak ada komentar:

pesona sukakarya

[wisata dan budaya][stack]

Desa Ciptodadi II

[ciptodadi II][grids]

Kegiatan Pemerintah Kec Sukakarya

[profil][grids]

DESA SUGIH WARAS

[sugihwaras][grids]

Desa Bangun Rejo

[bangun rejo][stack]

SUKAKARYA CUP

[olahraga][grids]

Desa Ciptodadi

[ciptodadi][slideshow]

Desa Rantau Alih

[rantau alih][grids]

Kabar pasar

[kabar pasar][stack]

Berita Bola

[olahraga][btop]